Laman

Selasa, 02 Februari 2016

Kitab Orang Jujur / Pasal 61

Pasal 61

1. Dan terjadilah pada waktu itu Par'oh raja Mesir memerintahkan seluruh rakyatnya untuk membangun baginya sebuah istana yang kuat di Mesir.
2. Dia juga memerintahkan anak-anak Yakub untuk membantu orang Mesir dalam membangun. Orang Mesir membuat sebuah istana yang indah dan megah sebagai tempat tinggal kerajaan. Dan dia tinggal di dalamnya dan dia memperbaharui pemerintahannya dan dia memerintah dengan aman.
3. Zebulon bin Yakub mati dalam tahun itu, yaitu pada tahun ke tujuh puluh dua setelah orang Israel turun ke Mesir. Zebulon mati dalam umur seratus empat belas tahun, dan diletakkan dalam sebuah peti mati dan diberikan ke tangan anak-anaknya.
4. Dalam tahun ke tujuh puluh lima matilah saudaranya Simeon, dia berumur seratus dua puluh tahun pada waktu kematiannya. Dia juga diletakkan dalam sebuah peti mati dan diberikan ke tangan anak-anaknya.
5. Zefo bin Elifas bin Esau, panglima pasukan Angeas raja Dinhabah, masih tetap membujuk Angeas setiap hari mempersiapkan peperangan melawan anak-anak Yakub di Mesir. Angeas tidak ingin melakukan hal ini, karena hamba- hambanya telah menceritakan kepadanya semua keperkasaan anak-anak Yakub, apa yang mereka perbuat kepadanya dalam peperangan dengan bani Esau.
6. Zefo pada waktu itu setiap hari membujuk Angeas untuk berperang melawan anak-anak Yakub pada hari-hari itu.
7. Setelah beberapa waktu Angeas mendengarkan kata-kata Zefo dan menyetujuinya untuk berperang dengan anak-anak Yakub di Mesir. Angeas mengatur seluruh orang-orangnya, sejumlah besar orang seperti pasir di tepi pantai, dan dia membuat keputusan untuk pergi ke Mesir untuk berperang.
8. Di antara hamba-hamba Angeas ada seorang pemuda berumur lima belas tahun, Bileam bin Beor namanya dan pemuda ini sangat berhikmat dan memahami ilmu sihir.
9. Angeas berkata kepada Bileam, "Tenunglah bagi kami, aku mohon, dengan ilmu sihir, supaya kami tahu siapa yang akan menang dalam peperangan yang sedang kita jalankan ini."
10. Bileam memerintahkan supaya mereka membawakan baginya lilin, dan dia membuat darinya keserupaan dari kereta-kereta dan penunggang kuda mewakili tentara Angeas dan tentara Mesir. Dia menaruhnya dengan tipu daya di dalam air yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dia mengambil di tangannya ranting pohon murad, dan dia menjalankan tipu dayanya. Dia menyatukan mereka di air, dan di sana muncullah kepadanya di air bayangan yang menyerupai pasukan Angeas gugur di hadapan bayangan yang menyerupai orang Mesir dan anak-anak Yakub.
11. Bileam mengatakan hal ini kepada Angeas. Angeas putus asa dan tidak mempersenjatai dirinya untuk turun ke Mesir untuk berperang, dan dia tetap tinggal di kotanya.
12. Ketika Zefo bin Elifas melihat bahwa Angeas patah semangat untuk pergi berperang melawan orang Mesir, Zefo melarikan diri dari Angeas di Afrika, dan dia pergi dan menuju Kitim.
13. Semua orang Kitim menerimanya dengan kehormatan besar. Mereka menyewanya untuk bertempur dalam peperangan mereka sepanjang waktu, dan Zefo menjadi sangat kaya pada waktu itu. Pasukan raja Afrika masih bergerak ke mana-mana pada waktu itu. Maka bani Kitim berkumpul dan pergi ke Gunung Cuptizia karena pasukan Angeas raja Afrika bergerak mendekati mereka.
14. Pada suatu hari Zefo kehilangan seekor sapi muda, dan dia pergi mencarinya, dan dia mendengar suara melenguh di sekitar pegunungan.
15. Zefo pergi dan dia memandang dan lihatlah, ada sebuah gua besar di kaki gunung, dan ada sebuah batu besar di mulut pintu gua. Zefo memecahkan batu itu dan dia masuk ke dalam gua dan dia mengamat-amati dan lihatlah, seekor binatang besar sedang memangsa lembu itu. Dari tengah ke atas badannya menyerupai manusia, dan dari tengah ke bawah badannya menyerupai binatang. Zefo bangkit melawan binatang itu dan membunuhnya dengan pedangnya.
16. Penduduk Kitim mendengar hal ini, dan mereka amat sangat bersukacita. Mereka berkata, "Apa yang harus kita perbuat bagi orang ini yang telah membunuh binatang yang memangsa ternak kita?"
17. Mereka semua berkumpul untuk menguduskan satu hari dalam setahun bagi dia. Mereka menyebut namanya Zefo sesuai namanya, dan mereka mempersembahkan kepadanya persembahan curahan tahun demi tahun pada hari itu, dan mereka membawa kepadanya hadiah-hadiah.
18. Pada waktu itu Jania anak perempuan Uzu, istri raja Angeas menderita sakit. Penyakitnya sangat buruk dirasakan oleh Angeas dan para perwiranya. Angeas bertanya kepada orang-orang pintarnya, "Apa yang harus aku perbuat kepada Jania dan bagaimana aku harus menyembuhkan dia dari sakitnya?" Dan orang-orang pintarnya berkata kepadanya, "Karena udara di negeri kita tidak seperti udara di negeri Kitim, dan air kita tidak seperti air mereka, karena inilah ratu menjadi sakit.
19. Karena perubahan udara dan air dia menjadi sakit, juga karena di negerinya, dia hanya meminum air yang berasal dari Purmah, yang dialirkan nenek moyangnya melalui jembatan."
20. Angeas memerintahkan hamba-hambanya, dan mereka membawakan baginya air dalam bejana-bejana dari Purmah di Kitim. Mereka menimbang air itu dengan semua air yang ada di negeri Afrika, dan mereka mendapati bahwa air itu lebih ringan dari air di Afrika.
21. Angeas melihat hal ini, dan dia memerintahkan seluruh perwiranya untuk mengumpulkan ribuan dan puluhan ribu pemahat batu, dan mereka memahat batu dalam jumlah tidak terhitung. Para tukang bangunan datang dan mereka membangun jembatan yang amat sangat kuat. Dan mereka mengalirkan mata air dari negeri Kitim ke Afrika, dan air itu bagi ratu Jania dan bagi semua keperluannya, untuk diminum dan memasak, untuk mencuci dan untuk mandi. Juga untuk mengairi segala benih yang dari padanya makanan dapat diperoleh, dan seluruh buah-buahan di tanah.
22. Raja memerintahkan supaya mereka membawa tanah dari Kitim dalam kapal-kapal besar, dan mereka juga membawa batu-batu untuk membangunnya. Para tukang bangunan mendirikan istana-istana bagi ratu Jania, dan ratu menjadi sembuh dari penyakitnya.
23. Pada pergantian tahun pasukan tentara Afrika masih terus datang ke negeri Kitim untuk menjarah seperti biasanya. Zefo bin Elifas mendengar laporan mereka, dan dia memberi perintah mengenai mereka dan dia berperang melawannya. Mereka melarikan diri dari hadapannya, dan dia membebaskan negeri Kitim dari mereka.
24. Bani Kitim melihat kegagah-beranian Zefo, dan bani Kitim memutuskan mengangkat Zefo menjadi raja atas mereka. Dan dia menjadi raja atas mereka, dan sementara dia memerintah, mereka pergi untuk menaklukkan bani Tubal, dan semua pulau-pulau di sekitarnya.
25. Raja mereka Zefo pergi sebagai kepala mereka, dan mereka berperang dengan Tubal dan pulau-pulau dan menaklukkan mereka. Ketika mereka kembali dari peperangan, mereka memperbaharui pemerintahan baginya. Mereka membangun baginya sebuah istana yang sangat besar untuk tempat tinggal kerajaannya dan tempat duduknya, mereka membuat sebuah tahta yang besar bagi dia. Zefo memerintah atas seluruh negeri Kitim dan atas negeri Italia selama lima puluh tahun.

Cari Pasal

Catatan Kaki:
Kata "Allah" disalin dari kata "Elohim"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar